Wednesday, November 18, 2009

Benih yang Tidak Pernah Tumbuh

Ada seorang kaisar di Cina yang sudah tua dan merasa sudah waktunya untuk memilih seorang pengganti. Ia memanggil semua orang muda di negeri itu dan berkata, " Sudah saatnya saya turun tahta dan memilih kaisar baru. Saya akan memberikan pada kalian masing-masing satu benih tanaman yang khusus. Tanam dan peliharalah benih itu. Setelah setahun tunjukkan hasil pekerjaan kalian. Saat itu, saya akan memilih kaisar berikutnya." Ada seorang bernama Ling yang juga membawa pulang sebuah benih. Ibunya menyiapkan pot dan tanah yang subur. Ling pun menanam dan menyirami benih itu setiap hari. Setelah tiga minggu, anak-anak muda disitu mulai membicarakan tanamannya yang sudah mulai tumbuh. Namun benih Ling tak pernah tumbuh. Sampai lima minggu berlalu tetap tak ada hasil apa-apa.

Setelah setahun, anak-anak muda itu kembali berkumpul di istana. Mereka membawa tanaman yang telah tumbuh dengan bunga yang indah. Ling menaruh potnya yang kosong di lantai dan orang-orang menertawakannya. Kaisar pun masuk dan memeriksa tanaman-tanaman itu. Kaisar berkata, " Hari ini saya akan memilih salah seorang diantara kalian sebagai kaisar!" Tiba-tiba ia melihat Ling yang sedang bersembunyi di belakang dengan potnya yang kosong. Kaisar bertanya siapa namanya. " Nama saya Ling ", jawabnya. Yang lain tertawa dan mengolok-olok dia. Kaisar menyuruh mereka tenang lalu ia mengumumkan "Anda telah memiliki kaisar baru bernama Ling!" Kemudian ia berkata, "Setahun yang lalu, saya memberi kalian sebuah benih untuk ditanam dan dipelihara. Tetapi yang saya berikan adalah benih yang telah dididihkan dan tidak mungkin tumbuh. Anda semua, kecuali Ling, membawa tanaman yang telah berbunga. Ketika melihat benih itu tidak tumbuh, kalian menggantinya dengan benih lain. Ling satu-satunya yang dengan berani dan jujur membawa pot dengan benih yang saya berikan. Ia pantas menjadi kaisar yang baru!"

Banyak orang mengerjakan sesuatu bagi Tuhan dengan caranya sendiri. Karena ingin mendapat pahala, mereka memakai cara-cara yang tidak diperintahkan Tuhan untuk menghasilkan suatu pekerjaan yang baik. Tetapi, yang dikehendaki oleh Tuhan bukanlah seberapa bagus hasil pekerjaan kita, melainkan seberapa tekun kita menaati firman-Nya. Karena itu, jangan menambahi, mengurangi atau bahkan mengubah perintah Allah. Jika kita tekun dan setia memelihara perkataan-Nya, kelak kita bisa meraja bersama Dia. Jadi, manakah jalan yang mau kamu tempuh? Jalan yang menurutmu baik atau jalan yang menurut Tuhan baik?

No comments:

Post a Comment