Friday, November 20, 2009

MALU

Beberapa puluh tahun yang lalu, ada sebuah keluarga yang cukup kaya. Keluarga itu hanya terdiri dari seorang ibu dan anak perempuan satu-satunya. Suatu hari ketika anaknya masih bayi, terjadi kebakaran di rumah mereka. Ibunya berada di luar memandang dengan putus asa rumahnya yang habis terbakar. Seluruh kekayaannya menjadi abu. Tiba-tiba dia teringat bahwa anaknya masih tidur di lantai dua. Karena kasih kepada anaknya, segera ia berlari ke dalam rumah, menerobos kobaran api dan membawa anaknya keluar dengan selamat. Anaknya tidak terluka sama sekali, tetapi rambut dari sang ibu hangus terbakar dan seluruh tubuhnya mengalami luka bakar yang serius. Ia harus beristirahat di ranjang selama berbulan-bulan karena luka-luka yang dideritanya. Ia juga kehilangan kecantikan yang dulu dia miliki beserta seluruh kekayaannya. Sejak itu, ia terpaksa harus melakukan pekerjaan yang kasar seperti mencuci baju dan menyulam untuk menghidupi dirinya dan anak perempuannya. Tetapi, ia tetap bisa menyekolahkan dan memanjakan anaknya dengan baju-baju yang baru. Suatu hari ketika ia pergi menuju ke tempat ia biasa mencuci baju, ibu itu bertemu dengan anaknya yang berjalan bersama teman sekelasnya. Ia memanggil anaknya dan berbicara kepadanya. Ibu itu memandang anaknya dari belakang dengan bangga. Lalu, temannya, "Siapa perempuan yang berbicara denganmu?" Coba bayangkan! Bagaimana mungkin seorang murid yang terhormat mengakui seorang perempuan dengan pakaian lusuh, kepala botak, muka cacat dan tumpukan pakaian di tangannya sebagai ibunya? Bukankah dia akan diejek teman-temannya jika mengakui perempuan itu sebagai ibunya? Karena itu dia menjawab, "Dia pembantuku." Si ibu mendengar perkataan ini! Ia tidak bisa lagi melanjutkan perjalanannya. Ia pulang ke rumah, berbaring di tempat tidur dan menjadi sangat sakit. Kemudian, ketika anaknya pulang, tidak peduli bagaimana pun anaknya mencoba menghibur ibunya, hati ibunya telah hancur. Ia sudah tidak bisa lagi dihibur dan tetap menderita sampai akhirnya meninggal dunia.

Tahukah kamu bahwa Tuhan Yesus telah mati untukmu? Jika bukan untuk menyelamatkan kita, mengapa Dia dilahirkan dan dipanggil anak haram oleh orang lain? Mengapa Dia mengalami penderitaan yang tak terkatakan di dalam dunia? Mengapa Dia dituduh sebagai orang yang kerasukan setan? Sebagai Putra Allah, mengapa Dia dihakimi oleh manusia? Mengapa Dia rela diejek, dipukul dan ditampar, terpaku di kayu salib; menderita penghinaan yang tak terlukiskan di tangan manusia? Bukankah Dia penuh hikmat dan mampu membicarakan masalah etika, filsafat, dan prinsip moralitas, jauh melampaui orang lain? Jika Dia memilih untuk membicarakan perkara-perkara orang lain? Jika Dia memilih untuk membicarakan perkara-perkara tersebut, Dia akan menjadi orang yang paling disambut. Tetapi mengapa dia tidak mau membiarkan diri-Nya dapat diterima semua orang, sebaliknya justru memilih untuk menderita dan dihina sampai mati? Semua adalah demi menyelamatkan kita, orang yang berdosa. Sungguh tidak ada alasan lainnya, kecuali karena Dia ingin menyelamatkan kamu dan saya. Jadi, Dia rela mengambil kedudukan seorang hamba dan memikul penderitaan yang demikian hebat yang tak pernah dipikul oleh seorang manusia pun di dunia ini, hanya karena Dia ingin menyelamatkan kamu dan saya.

Apakah kamu sangat bangga ketika menceritakan kepada teman-temanmu tentang handphone model terbaru yang kamu miliki? Tetapi, bagaimana sikapmu ketika membicarakan tentang Tuhan Yesus Kepada teman-temanmu? Seharusnya kamu menyatakan dengan bangga fakta itu. Tetapi jika kamu mengakui Tuhan Yesus sebagai Juruselamat, kamu akan menghadapi kenyataan orang lain meremehkan kamu. Kelihatannya nama Yesus melekat dengan penghinaan. Mengakui Tuhan Yesus bukanlah perkara yang mudah. Namun bagaimana mungkin kita tega mengingkari Orang yang telah mati bagi kita hanya untuk menyelamatkan wajah kita? Dia merendahkan diri-Nya sampai pada puncaknya. Bagaimana mungkin kita tega menolak untuk bersaksi bahwa Dialah Penolong kita, karena kita ingin mendapatkan kemuliaan sesaat? Betapa kejinya kita! Kita jijik terhadap anak perempuan yang tidak tahu berterima kasih itu, tetapi kita seharusnya juga tidak lupa keadaan diri kita sendiri. Perasaan kita selalu memberi pembenaran, "tidak apa-apa menyangkal Kristus".

Sesungguhnya handphone terbaru, prestasi terbaik ataupun apa pun juga, tidaklah sebanding dengan Tuhan Yesus kita. Dia tidak bisa dibandingkan! Dia jauh melebihi segalanya dan lebih utama dari segalanya (Kol.1:18). Kamu harus dengan bangga memperkenalkan Kristus yang telah mati, bukan hanya untukmu, tetapi juga untuk teman-temanmu. Bagaimana perasaanmu jika kelak Tuhan tidak mengakuimu (Mat.10:32-33)? Tetapi itulah akibat yang akan kamu terima, jika kamu tidak mengakui-Nya hari ini. Karena itu, JANGANLAH MALU BERSAKSI TENTANG TUHAN KITA!!

No comments:

Post a Comment