Tuesday, November 17, 2009

Sudah Terlanjur

Di sebuah kota kecil, ada seorang wanita yang menyebarkan gosip mengenai hamba Tuhan yang melayani di daerah itu. Hamba Tuhan itu jelas merasa sedih. Dengan segera, kebohongan itu meluas ke seluruh kota. Banyak orang yang mempercayai cerita wanita itu.

Namun suatu hari, wanita itu menyadari bahwa berita yang telah tersebar ternyata tidak benar. Dia menyesal dan mendatangi hamba Tuhan itu untuk meminta maaf. Hamba Tuhan itu mau mengampuni kesalahannya. Tetapi, dia minta tolong kepada wanita itu untuk melakukan sesuatu baginya, dan wanita itu menyanggupinya. Sang hamba Tuhan minta agar setibanya di rumah, wanita itu membunuh seekor ayam lalu mencabuti bulu-bulunya, kemudian menaruh semua bulu ayam itu ke dalam keranjang dan memberikan kepadanya.

Setelah satu jam berlalu, wanita itu kembali dengan sekeranjang bulu-bulu ayam. Hamba Tuhan itu minta agar dia menyusuri seluruh kota dan setiap kali menemui sudut jalan, dia harus menebarkan beberapa bulu di tanah. Bila masih ada bulu-bulu yang tersisa, wanita itu diminta menuangkan semuanya di atas menara lonceng kota. Sesudah dia menyelesaikan pekerjaannya, dia kembali kepada hamba Tuhan itu. Lalu, dia diminta untuk memungut kembali semua bulu yang telah ditebarkan. Wanita itu mengatakan bahwa itu mustahil bisa dilakukannya. Hamba Tuhan itu dengan bijak mengatakan kepadanya bahwa dia memang telah mengampuninya, namun kebohongan yang sudah terlanjur tersebar tidak dapat dihapuskan begitu saja.

Mudah bagi kita membicarakan orang lain tanpa memeriksa terlebih dulu kebenarannya, apalagi kalau kita tidak senang atau sedang marah pada orang itu. Mungkin bagimu itu hanya sekedar mengungkapkan perasaan dan pendapatmu, tetapi sadarkah kamu kalau pembicaraan itu melukai hati orang lain dan meninggalkan bekas yang tidak dapat begitu saja dihapus dengan permintaan maafmu?

Raja Daud mengenai kekuatan perkataan dan dia tahu betapa berbahayanya lidah seseorang. Itulah sebabnya, dia berdoa dalam Mazmur 141 : 3, " Awasilah mulutku, ya Tuhan, berjagalah pada pintu bibirku! " Oh teman-teman... semoga doa Daud menjadi doa kita setiap hari, agar kita lebih berhati-hati terhadap ucapan kita. Kita perlu memohon Tuhan mengawasi setiap perkataan yang keluar dari mulut kita dan mengukur apa yang kita katakan. Demikianlah baru kita bisa memuliakan Allah dan menjadi berkat bagi setiap orang yang ada di sekeliling kita.

No comments:

Post a Comment