Saturday, December 12, 2009

Hidup di Luar Angkasa

Di luar angkasa kamu bisa melayang-layang tanpa sayap, sebab gravitasinya sangat kecil. Berada di luar angkasa memang luar biasa dan tidak sembarangan orang memiliki kesempatan ini. Itu sebabnya, para astronot yang berhasil kembali ke bumi sangat disambut.

Namun perjalanan spektakuler ini harus dipersiapkan dengan baik, karena bisa berakibat serius. Tahun 1983, dua astronot Soviet yang mendarat di bumi setelah 211 hari di luar angkasa, menderita pusing, nadi dan jantungnya berdenyut kencang. Mereka tidak bisa berjalan selama satu minggu. Setelah 30 hari, masih harus menjalani terapi untuk otot-ototnya yang menciut dan jantung melemah. Gravitasi bulan setara dengan satu per enam gravitasi bumi, akibatnya otot-otot tubuh melemah hingga mirip otot orang berusia 80 tahun, disertai pengeroposan tulang seperti yang banyak dialami wanita lanjut usia!

Menyadari risiko itu, maka para astronot diwajibkan mengikuti program latihan berat yang super ketat. Setiap minggu, selama 2 hari angkat beban, 3 hari berlari selama 30 menit dan lebih dari 15 menit di step machine, rowing machines atau sepeda statis. Variasi dari latihan rutin ini adalah bermain basket atau olahraga dengan raket dan bola. Mereka harus berenang 3 kali 25 meter panjang kolam renang, tanpa berhenti. Lalu, berenang dengan jarak yang sama sambil mengenakan baju khusus astronot dan sepatu tenis, tanpa batasan waktu. Mereka juga harus berada di dalam air 10 menit, sambil memakai baju astronot itu. Belum lagi latihan menerbangkan pesawat.

Bahkan ketika berada di luar angkasa, mereka tetap harus menjalani sejumlah latihan dengan porsi yang lebih banyak dari orang-orang di bumi! Bagi kita di bumi, disarankan berolahraga 30 menit/ hari selama 3 hari/ minggu. Tetapi astronot di luar angkasa harus berolahraga 2 jam/ hari. Mereka berolahraga dengan treadmill, ergometer, dan resistive exercise device (sejenis alat angkat berat). Semua itu, untuk mencegah masalah kesehatan yang ditimbulkan oleh kondisi ringan tanpa beban selama di bulan.

Tuhan menciptakan kita untuk maksud yang mulia. Karena itulah, kita perlu menerima didikan dari-Nya. Bahkan bila perlu, kita juga menerima pukulan-nya. Kita sering memimpikan hari-hari tanpa kesulitan , tetapi Tuhan mengetahui lebih baik. Semakin mudah hidup kita, semakin lemah "otot" rohani kita. Kalau "otot" rohani kita lemah, bagaimana kita bisa dipakai oleh Tuhan untuk tujuan yang mulia itu? Karena itu, sejak muda, jangan menolak setiap latihan yang Tuhan berikan - besar atau kecil, berat atau ringan. Kita mau taat pada setiap pengaturan-Nya yang membentuk kita menjadi bejana untuk maksud yang mulia.

Roma 5 : 3-4
... kesengsaraan itu menimbulkan ketekunan, dan ketekunan menimbulkan tahan uji dan tahan uji menimbulkan pengharapan.

No comments:

Post a Comment